Iklan

Blog Archive

Dollar Dilumpuhkan Data; Optimisme Cina Bantu Aussie

Posted by larosfx on 17 February 2014



Dollar merana di level terendah enam minggu terhadap mata uang utama dunia lainnya hingga hari Senin, masih berjuang untuk melawan serangkaian data ekonomi AS yang mengecewakan, berlawanan dengan data yang tercatat di zona euro dan Cina.
Indeks dollar diperdagangkan di kisaran 80.100 setelah sempat terjerembab ke kisaran 80.065 yang merupakan level terendah sejak 1 Januari. Para pedagang mengatakan bahwa harga penutupan di hari Jumat yang berada di bawah 80.153 mungkin akan memicu pelemahan lebih lanjut.
Sementara itu euro berhasil menyentuh level tertinggi tiga minggu di kisaran 1.3717 terhadap USD, sedangkan sterling berjaya di puncak empat minggu di kisaran 1.6776. Data ekonomi yang diperlihatkan Jerman dan Perancis naik sedikit lebih cepat daripada perkiraan di kuartal IV, mendorong pemulihan zona euro.
Sebaliknya data manufaktur AS secara mengejutkan jatuh di bulan Januari, namun lagi-lagi cuaca yang buruk dituding sebagai penyebabnya. Seorang analis di Barclays Capital menulis dalam catatannya untuk para klien bahwa data ekonomi AS yang lemah ini sepertinya mempengaruhi ekspektasi pasar terkait langkah tapering yang akan diambil Federal Reserve.
“Pasar bisa jadi akan memperkirakan bahwa ada kemungkinan Fed akan menghentikan tapering pada saat data AS masih lemah,” demikian catatan itu menyebutkan.
Namun selanjutnya dalam catatan itu juga disebutkan, “Namun kami kira Fed kemungkinan akan melihat juga pelemahan data ini adalah pelemahan jangka pendek dan meneruskan pemangkasan stimulus sebesar $10 milyar lagi di bulan Maret, sebagaimana yang disarankan oleh ketua Fed Yellen dalam pernyataannya di depan Kongres, dan hal ini akan medukung penguatan USD.”
Dalam 15 minggu terakhir pada spekulan memegang posisi beli terhadap USD, yang mencerminkan keyakinan bahwa Fed akan terus memangkas stimulus di tahun ini.
Sementara itu mata uang komoditi seperti dollar Australia juga terbantu oleh data pinjaman Cina di hari Sabtu yang mengisyaratkan bahwa masalah perekonomian negara tersebut mungkin tidak terlalu mengkhawatirkan. Seperti yang diketahui, China adalah pasar ekspor terbesar bagi Australia dan New Zealand. Namun, para analis memperingatkan bahwa data tersebut mungkin saja terdistorsi oleh hari libur Imlek di bulan Januari.

Previous
« Prev Post

Related Posts

10:05 AM

0 comments:

Post a Comment