Serangkaian data AS yang mengecewakan menekan dollar di dekat level terendah enam minggu terhadap mata uang utama dunia di hari Selasa, sementara bursa saham Asia bergerak stabil setelah berhasil menguat di sesi sebelumnya.
Indeks dollar berada di kisaran 80.114, di dekat level terendahnya di tahun ini. Sementara itu emas dan perak berada di dekat level tertingi 3 ½ bulan akibat pelemahan dollar.
Nikkei 225 menguat 1,1 persen berkat koreksi yang terjadi pada yen. Melemahnya yen membuat para eksportir Jepang menjadi lebih kompetitif.
“Ada garis yang memisahkan antara pasar uang dan pasar saham saat ini. Saham-saham AS sedang berada di dalam optimisme ekonomi AS namun pasar uang melihat bahwa ekonomi AS kurang baik,” demikian menurut Daisuke Uno, kepala strategi di Sumitomo Mitsui Bank.
Melemahnya data AS, termasuk data manufaktur yang melemah di luar dugaan di bulan Januari serta data tenaga kerja yang tidak memuaskan dalam dua bulan terakhir, telah menekan dollar. Namun saham-saham Wall Street telah mengalami rally, di mana indeks S7P 500 bergerak di dekat level tertinggi sepanjang masa.
Sementara investor berspekulasi bahwa Federal Reserve mungkin akan memperlambat pengetatan moneter, namun sebagian besar memperkirakan bahwa bank setral AS tersebut akan tetap pada rencana semula yaitu memangkas stimulus sebesar $10 milyar pada pertemuan mendatang. Pasar mungkin akan memperoleh kejelasan mengenai hal ini di hari Rabu ketika Fed mempublikasikan ringkasan hasil pertemuan terakhir yang dilaksanakan 28-29 Januari lalu.
Sementara itu, Bank of Japan diperkirakan akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan mereka hari ini. Di antara sekian banyak isu yang beredar, para pedagang akan memusatkan perhatian pada pernyataan Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda tentang ekonomi negara berkembang, pertumbuhan ekonomi Jepang yang tidak terlalu baik di kuartal ke-4, dan tingkat inflasi Jepang.
Sumber: Reuters
0 comments:
Post a Comment