Dollar terguncang di hari Kamis, ditekan oleh kuatnya data manufaktur di kawasan euro. Mata uang tersebut jatuh ke level terlemah mingguan terhadap euro dan Swiss franc. Dollar juga melemah tajam terhadal yen, menyusul lemahnya data manufaktur China. Data tersebut juga mempengaruhi saham-saham Asia yang melemah seiring naiknya permintaan Eropa dan Wall Street terhadap yen yang dianggap sebagai safe-haven.
“Dengan pandangan pasar bahwa European Central Bank akan bersikap konservatif terhadap kebijakan moneternya, data manufaktur yang kuat justru akan kembali memungkinkan kebijakan yang tidak biasa, yang cenderung akan mengangkat euro,” demikian menurut Shahab Jalinoos, ahli stratebi valas di UBS yang berkantor di Stamford, Connecticut.
Sektor swasta Jerman tumbuh dengan sangat cepat di bulan Januari. Pertumbuhan itu adalah yang tercepat dalam 2 ½ tahun. Namun aktivitas bisnis di Perancis turun di bawah perkiraan.Euro menguat 0,9 persen terhadap dollar ke kisaran 1.3674. EUR/USD sempat mencapai 1.3696, yang merupakan level tertinggi sejak 15 Januari.
Terhadap yen, dollar melemah 0,9 persen ke level 103.57. Permintaan akan yen meningkat setelah data China yaitu Markit/HSBC PMI index jatuh ke angka 49,6 di bulan Januari, turun dari 50,5 yang tercatat di bulan Desember. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pelambatan yang terjadi di akhir tahun 2013 telah berlanjut ke tahun baru.
0 comments:
Post a Comment