Saham-saham Jepang anjlok seiring penguatan yen terhadap dollar kemarin. Topix tergelincir 1,5 persen pada pukul 09.02 waktu Tokyo, di mana 33 saham industry tercatat mengalami penurunan. Nikkei 225 melemah 1,6 persen hari ini menyentuh kisaran 15440. Yen sendiri tercatat terkoreksi 0,1 persen di awal perdagangan hari ini ke kisaran 103.33 setelah sempat menguat 1,2 persen kemarin, yang merupakan penguatan terbesar sejak 18 September.
“Saham-saham AS dijual karena investor mengubah posisi mereka terkait data China, karena mereka khawatir akan perekonomian AS setelah dilakukannya tapering atas stimulus ekonomi,” demikian menurut Juichi Wako, strategist di Nomura Securities Co. yang berkantor di Tokyo, yang merupakan perusahaan pialang terbesar di Jepang. “Namun perusahaan-perusahaan Jepang masih memiliki ruang untuk memperbaiki proyeksi mereka. Saya kira saham-saham akan naik minggu depan.”
Data manufaktur China jatuh ke level 49,6 di bulan Januari dari data bulan sebelumnya yaitu 50,5, demikian menurut sumber HSBC Holdings Plc dan Markit ekonomi kemarin. Padahal data tersebut diperkirakan akan berada di level 50,3. Jika data tersebut berada di bawah angka 50, itu mengindikasikan terjadinya kontraksi.Topix sendiri sempat menguat sebesar 51 persen di tahun 2013, yang merupakan penguatan tahunan yang terbesar dalam sejarah. Penguatan itu disebabkan karena Perdana Menteri Shinzo Abe dan Bank of Japan melancarkan strategi untuk mengakhiri deflasi yang telah terjadi selama 15 tahun. Survey yang dilakukan oleh Bloomberg terhadap para ahli strategi finansial memperkirakan bahwa indeks tersebut akan naik ke kisaran 1470 di akhir tahun 2014 karena yen melemah di tengak prospek stimulus yang kembali akan dilakukan BOJ, sementara Federal Reserve justru melakukan pemangkasan stimulus.
0 comments:
Post a Comment