Aktivitas trading di level mana pun pada umumnya melibatkan emosi. Bisa jadi Anda adalah seorang trader yang memiliki tingkat kecerdasan yang luar biasa, namun percayalah bahwa hal tersebut tidak akan terlalu berguna dalam trading jika Anda tidak mampu menguasai emosi Anda. Bahkan, jangan terkejut jika Anda menemui seorang trader yang kecerdasannya biasa-biasa saja namun bisa mendulang profit lebih banyak dan lebih konsisten daripada Anda karena ia memiliki penguasaan emosi yang baik.
Pada kenyataannya, banyak sekali trader yang menemui kegagalan karena tidak mampu menguasai emosi. Beruntung Anda menemukan kami yang telah sudi mengingatkan Anda tentang pentingnya penguasaan emosi dalam trading. :)
Ada beberapa pameo yang sebenarnya sudah sangat masyhur di kalangan para trader, namun sayangnya banyak sekali yang mengabaikan. Berikut ini adalah beberapa nasihat bijak yang sebaiknya Anda turuti ketika Anda memutuskan untuk terjun ke dalam dunia trading.
Plan your trade, trade your plan
Trading plan adalah semacam aturan yang Anda terapkan untuk diri Anda sendiri. Rencanakan dengan baik setiap strategi trading Anda, dan eksekusi rencana itu ketika tiba waktunya tanpa ragu. Dalam chapter sebelumnya sudah dibahas mengenai pentingnya menjalankan trading plan dengan tingkat kedisiplinan yang tinggi. Jangan pernah sekalipun Anda membiarkan diri Anda melanggar aturan yang sudah Anda buat sendiri. Percayalah bahwa jika sekali saja – bahkan hanya sekali – Anda membiarkan aturan itu dilanggar, itu akan menjadi kebiasaan. Tanpa Anda sadari, tiba-tiba Anda sudah berada di bibir jurang kehancuran.
3M’s of successful trading: Mind, Method, and Money
“Mind” erat kaitannya dengan faktor psikologi, termasuk ketika nantinya Anda menerapkan trading plan dan manajemen resiko. Termasuk juga apakah nanti Anda akan berani menahan posisi terbuka yang sedang mengalami profit? Termasuk juga apakah nanti Anda akan berani menerapkan stop loss pada setiap transaksi Anda dan tidak tergoda untuk membatalkan stop loss tersebut?
“Method” (metode) berhubungan erat dengan sistem trading dan strategi yang Anda gunakan. Metode yang Anda gunakan sebaiknya adalah metode yang sudah teruji keampuhannya. Bukan berarti metode yang 100% selalu profit, namun – sebagaimana yang telah kita bahas sebelumnya – memiliki win-loss ratio yang baik.
“Money” adalah uang. Tentang bagaimana kita mengelola modal kita dengan menerapkan manajemen modal yang baik, yang juga sudah dibahas dalam modul pembelajaran ini.
Ketiga “M” ini merupakan satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan. Harus serasi antara metode yang digunakan dengan kemampuan modal, dan harus memiliki keberanian untuk mengeksekusi transaksi berdasarkan trading plan Anda.
Don’t be greedy
Semua orang (normal) pasti setuju bahwa serakah itu tidak baik. Itulah gunanya target profit, yaitu untuk mencegah Anda untuk menjadi terlalu bernafsu dalam memburu “ikan besar” namun membuang semua “ikan kecil” dari ember Anda. Ketika harga sudah menyentuh target profit Anda, sudahlah. Terima itu. Meskipun harga ternyata masih melanjutkan pergerakannya. Anda masih memiliki banyak waktu untuk mencari peluang lain.
Demikian pula ketika pasar dengan bengisnya menghajar level stop loss Anda. Sudahlah. Terima saja. Jangan terpengaruh untuk membatalkan stop loss Anda ketika harga semakin mendekati level tersebut. Ingatlah bahwa stop loss itu pada dasarnya adalah penyelamat akun Anda dari potensi kerugian yang semakin besar.
Cut your losses early, let your profits run
Jangan lakukan sebaliknya. Ini sangat penting, karena banyak sekali trader yang justru melakukan sebaliknya. Pahami bahwa tidak mengapa sesekali mengambil satu langkah mundur untuk mengambil dua langkah maju. Mungkin saat ini terdengar aneh bagi Anda, namun di luar sana banyak sekali trader yang kuat berlama-lama menahan posisi loss ratusan pips namun dengan segera menutup posisi yang sedang profit meskipun baru beberapa pips saja. Kalau ini yang Anda lakukan, ibaratnya Anda mengambil satu langkah maju namun kemudian mundur sembilan langkah.
Don’t bet the farm
Jangan overtrade. Jangan tergoda untuk melakukan transaksi dalam jumlah besar tanpa didukung oleh perhitungan dan manajemen modal yang baik. Banyak sekali trader yang melakukan hal itu hanya untuk satu tujuan: supaya cepat menghasilkan profit dalam waktu singkat. Mereka tidak ingat bahwa semakin besar jumlah transaksi yang dilakukan maka potensi kerugiannya pun akan semakin besar pula.
Intuition: friend or foe?
Intuisi itu kawan atau lawan?
Konon, trader yang berpengalaman akan memiliki “insting pasar” yang lebih tajam.
Apakah benar?
Lalu apakah boleh menggunakan insting dalam trading?
Sepertinya kata yang lebih tepat adalah “intuisi” daripada “insting”. Insting itu lebih kepada kemampuan hewan dalam bertahan hidup. Ada seekor kucing dipelihara seseorang sejak bayi. Tanpa induknya, karena anak kucing itu ditemukan terlantar di tempat sampah. Namun pada perkembangannya si anak kucing itu tetap tahu bagaimana caranya makan, membersihkan badan dan menutupi kotorannya dengan pasir, tanpa pernah diajari oleh pemiliknya. Ia tahu bagaimana melakukan hal-hal tersebut secara alamiah. Itulah insting.
Apakah ada orang yang diberkati dengan “insting pasar”? Entahlah. Namun sejauh ini bahkan trader terhebat pun memperoleh kemampuan dari belajar dan berdasarkan pengalaman bertahun-tahun menggeluti pasar. Pengalaman itu memperkuat “intuisi”-nya sebagai trader. Mungkin saja ia bisa memperkirakan pergerakan harga selanjutnya dengan akurat, namun pada saat itu intuisi-lah yang bekerja. Intuisi yang diperoleh dari pengalaman mengamati pasar selama bertahun-tahun.
Lalu apakah boleh trading hanya menggunakan intuisi? Itu terserah Anda. Namun sangat tidak disarankan trading tanpa bantuan analisis yang obyektif.
Pada kenyataannya, banyak sekali trader yang menemui kegagalan karena tidak mampu menguasai emosi. Beruntung Anda menemukan kami yang telah sudi mengingatkan Anda tentang pentingnya penguasaan emosi dalam trading. :)
Ada beberapa pameo yang sebenarnya sudah sangat masyhur di kalangan para trader, namun sayangnya banyak sekali yang mengabaikan. Berikut ini adalah beberapa nasihat bijak yang sebaiknya Anda turuti ketika Anda memutuskan untuk terjun ke dalam dunia trading.
Plan your trade, trade your plan
Trading plan adalah semacam aturan yang Anda terapkan untuk diri Anda sendiri. Rencanakan dengan baik setiap strategi trading Anda, dan eksekusi rencana itu ketika tiba waktunya tanpa ragu. Dalam chapter sebelumnya sudah dibahas mengenai pentingnya menjalankan trading plan dengan tingkat kedisiplinan yang tinggi. Jangan pernah sekalipun Anda membiarkan diri Anda melanggar aturan yang sudah Anda buat sendiri. Percayalah bahwa jika sekali saja – bahkan hanya sekali – Anda membiarkan aturan itu dilanggar, itu akan menjadi kebiasaan. Tanpa Anda sadari, tiba-tiba Anda sudah berada di bibir jurang kehancuran.
3M’s of successful trading: Mind, Method, and Money
“Mind” erat kaitannya dengan faktor psikologi, termasuk ketika nantinya Anda menerapkan trading plan dan manajemen resiko. Termasuk juga apakah nanti Anda akan berani menahan posisi terbuka yang sedang mengalami profit? Termasuk juga apakah nanti Anda akan berani menerapkan stop loss pada setiap transaksi Anda dan tidak tergoda untuk membatalkan stop loss tersebut?
“Method” (metode) berhubungan erat dengan sistem trading dan strategi yang Anda gunakan. Metode yang Anda gunakan sebaiknya adalah metode yang sudah teruji keampuhannya. Bukan berarti metode yang 100% selalu profit, namun – sebagaimana yang telah kita bahas sebelumnya – memiliki win-loss ratio yang baik.
“Money” adalah uang. Tentang bagaimana kita mengelola modal kita dengan menerapkan manajemen modal yang baik, yang juga sudah dibahas dalam modul pembelajaran ini.
Ketiga “M” ini merupakan satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan. Harus serasi antara metode yang digunakan dengan kemampuan modal, dan harus memiliki keberanian untuk mengeksekusi transaksi berdasarkan trading plan Anda.
Don’t be greedy
Semua orang (normal) pasti setuju bahwa serakah itu tidak baik. Itulah gunanya target profit, yaitu untuk mencegah Anda untuk menjadi terlalu bernafsu dalam memburu “ikan besar” namun membuang semua “ikan kecil” dari ember Anda. Ketika harga sudah menyentuh target profit Anda, sudahlah. Terima itu. Meskipun harga ternyata masih melanjutkan pergerakannya. Anda masih memiliki banyak waktu untuk mencari peluang lain.
Demikian pula ketika pasar dengan bengisnya menghajar level stop loss Anda. Sudahlah. Terima saja. Jangan terpengaruh untuk membatalkan stop loss Anda ketika harga semakin mendekati level tersebut. Ingatlah bahwa stop loss itu pada dasarnya adalah penyelamat akun Anda dari potensi kerugian yang semakin besar.
Cut your losses early, let your profits run
Jangan lakukan sebaliknya. Ini sangat penting, karena banyak sekali trader yang justru melakukan sebaliknya. Pahami bahwa tidak mengapa sesekali mengambil satu langkah mundur untuk mengambil dua langkah maju. Mungkin saat ini terdengar aneh bagi Anda, namun di luar sana banyak sekali trader yang kuat berlama-lama menahan posisi loss ratusan pips namun dengan segera menutup posisi yang sedang profit meskipun baru beberapa pips saja. Kalau ini yang Anda lakukan, ibaratnya Anda mengambil satu langkah maju namun kemudian mundur sembilan langkah.
Don’t bet the farm
Jangan overtrade. Jangan tergoda untuk melakukan transaksi dalam jumlah besar tanpa didukung oleh perhitungan dan manajemen modal yang baik. Banyak sekali trader yang melakukan hal itu hanya untuk satu tujuan: supaya cepat menghasilkan profit dalam waktu singkat. Mereka tidak ingat bahwa semakin besar jumlah transaksi yang dilakukan maka potensi kerugiannya pun akan semakin besar pula.
Intuition: friend or foe?
Intuisi itu kawan atau lawan?
Konon, trader yang berpengalaman akan memiliki “insting pasar” yang lebih tajam.
Apakah benar?
Lalu apakah boleh menggunakan insting dalam trading?
Sepertinya kata yang lebih tepat adalah “intuisi” daripada “insting”. Insting itu lebih kepada kemampuan hewan dalam bertahan hidup. Ada seekor kucing dipelihara seseorang sejak bayi. Tanpa induknya, karena anak kucing itu ditemukan terlantar di tempat sampah. Namun pada perkembangannya si anak kucing itu tetap tahu bagaimana caranya makan, membersihkan badan dan menutupi kotorannya dengan pasir, tanpa pernah diajari oleh pemiliknya. Ia tahu bagaimana melakukan hal-hal tersebut secara alamiah. Itulah insting.
Apakah ada orang yang diberkati dengan “insting pasar”? Entahlah. Namun sejauh ini bahkan trader terhebat pun memperoleh kemampuan dari belajar dan berdasarkan pengalaman bertahun-tahun menggeluti pasar. Pengalaman itu memperkuat “intuisi”-nya sebagai trader. Mungkin saja ia bisa memperkirakan pergerakan harga selanjutnya dengan akurat, namun pada saat itu intuisi-lah yang bekerja. Intuisi yang diperoleh dari pengalaman mengamati pasar selama bertahun-tahun.
Lalu apakah boleh trading hanya menggunakan intuisi? Itu terserah Anda. Namun sangat tidak disarankan trading tanpa bantuan analisis yang obyektif.
0 comments:
Post a Comment