Spekulan mata uang kecil pernah mempengaruhi pergerakan harga pada krisis kredit 2007-2008. Di antara spekulan kecil, investor ritel Jepang pernah menjadi pasukan trader forex melalui perdagangan mata uang hanya pada bulan Agustus 2007 saja.
Pasar forex ritel Jepang sangat penting! Mengapa ? Karena Jepang merupakan pasar forex ritel besar jika digabungkan dengan seluruh pasar forex ritel dunia. Anda bahkan bisa mendapatkan rekening tabungan di Jepang dalam mata uang selain Yen. Dan perlu diketahui bahwa di Jepang segala keputusan investasi dari rumah tangga dibuat oleh istri.
Secara tak terduga ada spekulan yang terpikat dengan prospek keuntungan cepat melalui perdagangan mata uang online yang terbanyak dilakukan oleh ibu rumah tangga Jepang, yang dijuluki ‘Mrs. Watanabe’ oleh para trader forex.
Mrs. Watanabe adalah sebutan yang digunakan untuk menggambarkan ibu rumah tangga khas Jepang dimana aktivitas sehari-harinya hanya ibu rumah tangga, namun mereka juga aktif bertransaksi di pasar mata uang asing (forex). Konon, mereka sering membuat trader forex professional merasa bagaikan seorang newbie yang baru belajar trading forex online.
Analis mata uang di perusahaan-perusahaan terkenal seperti Deutsche Bank dan Goldman Sachs pernah memperkirakan bahwa pergerakan USD/JPY akan berada di 115 pada akhir tahun 2007, atau bahkan lebih rendah. Tetapi sampai peristiwa bencana krisis kredit 2007 terjadi, mata uang Yen belum mampu bergerak dan masih tetap berada di kisaran 120 ketika pasukan Mrs. Watanabe disinyalir memegang arah pergerakan USD/JPY pada saat itu.
Mengingat negatifnya deposito Yen pada dekade pertama milenium ini, legiun Mrs. Watanabe masuk ke dalam perdagangan mata uang online untuk mendapatkan keuntungan kecil pada portofolio mereka. Modus operandi mereka biasanya menjual Yen dan membeli mata uang berimbal hasil lebih tinggi, dan tanpa disadari transaksi tersebut masuk ke dalam transaksi carry trade.
Ada perkiraan bervariasi tentang seberapa banyak mata uang Yen di perdagangkan oleh investor ritel Jepang. Beberapa pakar mengatakan ada sekitar $ 16.3 Miliar per hari pada tahun 2011, atau hampir 60% dari transaksi forex setiap hari (tidak termasuk perdagangan antar bank) selama jam perdagangan Tokyo.
Dalam kasus apapun, pengaruh Mrs Watanabes dan investor ritel Jepang lainnya terhadap mata uang Yen, diam-diam diakui oleh Bank of Japan pada tahun 2007, meskipun hanya berhenti sebentar untuk mengatakan ‘domo arigato’ (terima kasih banyak).
Pada bulan Juli tahun 2007, anggota dewan Bank of Japan, Kiyohiko Nishimura mengatakan bahwa "ibu rumah tangga dari Tokyo" pernah bertindak untuk menstabilkan pasar forex, dengan mengambil posisi yen (yaitu menjual Yen dan membeli mata uang asing) berlawanan dengan pedagang profesional.
Manfaat besar bagi investor terlihat pada ketika menjual Yen dan membeli ke Real Brazil (BRL) pada periode 2005-2007. Jika Mrs. Watanabe tinggal di rumah dan bertransaksi Nikkei dalam mata uang sendiri, mereka hanya akan mengantongi keuntungan 33 % selama periode 3 tahun. Tetapi jika mereka menjual Yen dan membeli BRL dan membeli sekeranjang saham Bovespa, mereka akan mengantongi 143 % atas investasi saham. Di atas semua itu, mata uang Brazil dihargai 37 JPY hingga 62 JPY untuk 1 Real (68%) selama periode kejadian krisis kredit 2007.
0 comments:
Post a Comment