Analisa Teknikal (Technical Analysis) adalah suatu pendekatan analisa pola pergerakan harga di masa lalu untuk memperkirakan pergerakan harga di masa mendatang. Dalam hal ini tentunya analis harus mempunyai grafik harga / chart.
Perlu diketahui bahwa saat ini banyak sekali trader yang sangat ahli menguasai technical analysis bahkan banyak diantara trader yang mampu membuat bahkan memodifikasi indikator-indikator teknikal.
Perlu kamu pahami bahwa komponen utama terbentuknya grafik pergerakan harga terdiri dari 5 komponen saja, yaitu:
Secara Umum indikator – indikator Modern Technical Analysis terbagi menjadi :
Perlu diketahui bahwa saat ini banyak sekali trader yang sangat ahli menguasai technical analysis bahkan banyak diantara trader yang mampu membuat bahkan memodifikasi indikator-indikator teknikal.
Perlu kamu pahami bahwa komponen utama terbentuknya grafik pergerakan harga terdiri dari 5 komponen saja, yaitu:
- harga pembukaan ( Open ),
- harga tertinggi ( High ),
- harga terendah ( Close ) ,
- dan Volume transaksi ( V ), jika disingkat maka disebut OHLCV.
Dari data OHLCV tersebutlah kemudian digunakan metode matematika dan statistik untuk kemudian terciptanya indikator-indikator pada tehnical analysis modern.
Secara Umum indikator – indikator Modern Technical Analysis terbagi menjadi :
- Trend Following Indikator : Indikator-indikator umum yang masuk pada kategori ini adalah seperti Moving Average, MACD, Parabolic SAR dsb.
- Momentum Indikator : yang termasuk kategori ini adalah indikator seperti Stochastic, William %R, RSI dsb.
- Volume indikator : secara umum yang termasuk kategori ini adalah OBV (On Balance Volume), OSCV (Volume Oscillator) dsb.
- Volatility Indikator : contoh indikator yang berfungsi menentukan tingkat volatilitas harga yaitu : Bollinger Band , Keltner Band dsb.
Jumlah indikator-indikator pada modern technical analysis berjumlah ratusan, belum lagi ditambah kreasi – kreasi trader-trader top dunia yang membuat indikator dan tehnik yang lebih baru. Adapun setiap kategori indikator diatas masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda, namun hanya ada satu karakteristik yang sudah pasti dan tidak akan pernah berubah yaitu : pergerakan harga selalu lebih cepat dari indikator apapun.
Penggunaan indikator-indikator technical analysis dapat kamu sesuaikan dengan profil style trading dan frekwensi trading kamu. Semakin pendek timeframe yang kamu gunakan, maka pergerakan indikator tersebut akan semakin tinggi volatilitasnya. Sangat disarankan agar kamu memahami penggunaan indikator tersebut secara benar.
Contoh yang sering salah kaprah dalam penggunaan indikator adalah pada MACD. Seringkali orang hanya mengunakan 1 MACD saja dalam menganalisa chart, padahal Gerald Appel dalam bukunya menyarankan agar menggunakan dua buah MACD dengan time frame yang berbeda untuk menganalisa pola pergerakan harga.
Selain hal diatas, Support Resistance juga menjadi komponen utama seorang analis. Biasanya pada level Support Resistance inilah seorang trader akan mengambil keputusan buy/sell suatu instrumen sekaligus menjadi target estimasi arah pergerakan harga yang akan dicapai.
Pada instrumen yang bergerak uptrend, maka pergerakan harga akan cenderung breakout menembus resistance dan menciptakan level resistance yang baru, sebaliknya pada instrumen yang downtrend, harga akan cenderung menembus support untuk menciptakan level support yang baru. Hal inilah yang juga sering dijadikan acuan oleh trader ataupun para analis untuk menganalisa guna mengambil keputusan trading.
Apa yang dijelaskan diatas adalah penjelasan umum saja tentang Technical Analysis. Para trader pemula yang baru belajar technical analysis biasanya ketika baru saja paham dan mengerti tentang suatu indikator, maka ia akan langsung mencobanya pada real trading, dan ketika ternyata berhasil menghasilkan keuntungan biasanya trader tersebut akan overconfidence dan merasa yakin bahwa itulah indikator yang terbaik dan cocok baginya. Dan ketika ternyata tiba saatnya trading dan loss karena ternyata harga tiba-tiba turun lebih cepat dari indikatornya, kemudian tidak sempat melakukan cutloss, mulailah timbul kebimbangan atas indikator tersebut dan mulai belajar lagi mencari indikator baru. Hal ini akan terus berulang-ulang terjadi. Akibat sering terjadinya hal ini dimana maka munculah teori : bahwa kita tidak dapat memprediksikan arah pergerakan harga.
Namun kita dapat mengantisipasinya bila menerapkan suatu trading plan dan money management yang baik dan benar.
Karena faktor utama utuk sukses bertrading pada dasarnya adalah pada money management dan trading plan itu sendiri.
Penggunaan indikator-indikator technical analysis dapat kamu sesuaikan dengan profil style trading dan frekwensi trading kamu. Semakin pendek timeframe yang kamu gunakan, maka pergerakan indikator tersebut akan semakin tinggi volatilitasnya. Sangat disarankan agar kamu memahami penggunaan indikator tersebut secara benar.
Contoh yang sering salah kaprah dalam penggunaan indikator adalah pada MACD. Seringkali orang hanya mengunakan 1 MACD saja dalam menganalisa chart, padahal Gerald Appel dalam bukunya menyarankan agar menggunakan dua buah MACD dengan time frame yang berbeda untuk menganalisa pola pergerakan harga.
Selain hal diatas, Support Resistance juga menjadi komponen utama seorang analis. Biasanya pada level Support Resistance inilah seorang trader akan mengambil keputusan buy/sell suatu instrumen sekaligus menjadi target estimasi arah pergerakan harga yang akan dicapai.
Pada instrumen yang bergerak uptrend, maka pergerakan harga akan cenderung breakout menembus resistance dan menciptakan level resistance yang baru, sebaliknya pada instrumen yang downtrend, harga akan cenderung menembus support untuk menciptakan level support yang baru. Hal inilah yang juga sering dijadikan acuan oleh trader ataupun para analis untuk menganalisa guna mengambil keputusan trading.
Apa yang dijelaskan diatas adalah penjelasan umum saja tentang Technical Analysis. Para trader pemula yang baru belajar technical analysis biasanya ketika baru saja paham dan mengerti tentang suatu indikator, maka ia akan langsung mencobanya pada real trading, dan ketika ternyata berhasil menghasilkan keuntungan biasanya trader tersebut akan overconfidence dan merasa yakin bahwa itulah indikator yang terbaik dan cocok baginya. Dan ketika ternyata tiba saatnya trading dan loss karena ternyata harga tiba-tiba turun lebih cepat dari indikatornya, kemudian tidak sempat melakukan cutloss, mulailah timbul kebimbangan atas indikator tersebut dan mulai belajar lagi mencari indikator baru. Hal ini akan terus berulang-ulang terjadi. Akibat sering terjadinya hal ini dimana maka munculah teori : bahwa kita tidak dapat memprediksikan arah pergerakan harga.
Namun kita dapat mengantisipasinya bila menerapkan suatu trading plan dan money management yang baik dan benar.
Karena faktor utama utuk sukses bertrading pada dasarnya adalah pada money management dan trading plan itu sendiri.
SALAM TRADER.
0 comments:
Post a Comment